Selasa, 29 Agustus 2017

Emas Merah dan potensinya

Emas Merah dan potensinya




Abad ke 14 portugis adalah salah satu bangsa eropa yang maju tentang ilmu dan teknik pelayarannya. Henry sang navigator adalah pemrakarsa dan perombak ilmu pelayaran untuk portugis. Terbukti dia adalh inspirasi bagi generasi selanjutnya, ada Bartholomeu Diaz, Vasco de Gama, Afonzo de Albequerque, dan lain-lain
Sukses mengekspansi wilayahnya sampai ke daerah utara afrika, mencaplok wilayah-wilayah kerajaan maroko dan turki ottoman. Portugis tidaklah puas, dengan prinsip 3G glory, gospel dan gold (kejayaan, menyebarkan agama kristen, dan kekayaan). Membuat bangsa ini menlanjutkan pelayaran ke selatan memetakan benua afrika, Bartholomeu Diaz berhasil mencapainya dari afrika barat sampai semenanjung harapan (afrika selatan).
Semenanjung harapan kiranya memang nama yang sangat cocok, dengan temuan tersebut membuat pelaut-pelaut portugis lainya semakin bersemangat. Adalah Vasco de Gama yang berhasil melanjutkan pelayaran tersebut, dari semenanjung harapan menyisir afrika timur sampai ke teluk persia dan gujarat india lebih tepatnya menemukan kerajaan Goa dan Cilacut.
Di india, ternyata emas merah yang diperdagangkan di sini melimpah dan murah dibandingkan di eropa. Rempah-rempah yang tiba di eropa sangatlah mahal karena melewati rute sulit, dari timur ke india dan selanjutnya melewati daratan timur tengah. Banyak kerajaan yang dilewati sehingga pajak untuk komoditas tersebut ditarik dimana-mana, terlebih lagi ancaman penyamun. Turki ottoman menguasai gerbang terakhir sebelum rempah-rempah tersebut bisa sampai di daratan eropa. Berbagai konflik antara timur tengah dan eropa, meneybabkan turki bisa memainkan komoditas ini semau mereka. Berbagai faktor tersebutlah yang menyebabkan eropa gencar melakukan pelayaran, terlebih semakin terang asla-usul rempah tersebut yang terpetakan lewat jalur laut.
1510, armada perang dibawah pimpinan Alfonzo de Albuquerque berhasil menaklukan Goa dan Cilacut. Letak yang strategis untuk perdagangan dan untuk menyaingi pedagang-pedagang muslim. Rempah-rempah yang diinginkan portugis masih ada jauh di timur. Sehingga pada tahun 1511, dimulai misi menaklukan malaka. “Raja Portugal memerintahkan saya untuk pergi ke Selat Malaka, karena ... ini adalah tempat terbaik untuk mencegat perdagangan yang dilakukan umat Islam ... di dalam wilayah ini. Jadi, untuk melakukan pelayanan Tuhan kita, kita dibawa ke sini; Dengan mengambil Malaka, kita akan menutup Selat sehingga tidak akan pernah lagi orang-orang Muslim bisa membawa rempah-rempah mereka melalui rute ini .... Saya sangat yakin bahwa, jika perdagangan Malaka ini diambil dari tangan mereka, Kairo dan Mekah akan Benar-benar hilang”. Petikan gagasan-gasan dari sang agung Afonzo de albuquerque.
10 agustus 1511, malaka jatuh ketangan portugis lewat kegigihan Afonzo de Albuquerque dan armadanya. Jatuhnya malaka membuat pengaruh kerajaan islam turun dan di malaka banyak pelaut melayu yang tahu jalur ke tanah rempah-rempah.
November 1511, setelah berhasil mengamankan malaka dan mempelajari lokasi rahasia “tanah rempah-rempah”. Afonso mengrim 3 kapal perangnya untuk menemukannya, dipimpin Antonio de Abreau dan wakilnya Francisco Serrau disertai pelaut-pelaut malaya yang memandu mereka. Dari sumatera ke jawa, dari jawa ke makasar, dari makasar ke ambon, akhirnya awal tahun 1512 rombongan ekspedisi Antonio de Abreau sampai di tanah rahasia “tanah emas merah”. Awal mereka niat untuk berdagang, membeli komoditas khas maluku itu untuk mengisi kapal mereka. Antonio menetap di maluku untuk mengembangkan pos dagang, sementara wakilnya Serrau kembali ke malaka dengan barang berharga tersebut. Namun naas nasib Serrau, dia dan seluruh awak kapal mengalami kecelakaan dan tenggelam di kepulauan seram.

Mendengar ada nya bangsa asing nan kuat ada di maluku, Sultan Abu Lais dari ternate melihat adanya kesempatan untuk bersekutu dengan bangsa yang kuat itu. Portugis di terima di ternate pada tahun 1512, dengan cepat portugis membuat benteng untuk mengamankan posisinya. Tahun 1522 akhirnya benteng kuat “Forte de São João Baptista de Ternate” selesai dibuat. Benteng tersebut juga menandai akhir dari portugis yang bersahabat. Dengan terbukanya gerbang malaka dan ditemukanya tanah rahasia maluku, bangsa eropa berbondong-bondong ke nusantara untuk menguasainya. 4 abad kemudian imperialisme dan kolonialisme barat tersebut akan sungguh menyiksa rakyat nusantara.



0 Komentar:

Posting Komentar