Kamis, 28 September 2017

Monumen Mayat Abadi Gunung Everest

Diklaim menjadi puncak tertinggi di dunia, jenazah para petualang yang jatuh tetap terjaga, memperingatkan orang lain tentang bahaya everest.
George Mallory tewas pada tahun 1924, tercatat sebagai yang pertama untuk mencapai puncak. Tubuhnya diidentifikasi tahun1999

Mendaki ke puncak tertinggi didunia -- itu adalah mimpi bagi begitu banyak penjelajah, sebuah kemenangan yang benar benar bergema bagi dalam sejarah pencapaian manusia. Tapi apa yang terjadi pada mereka yang gagal?

Sementara banyak petualang yang berhasil mencapai puncak dan mendapatkan suatu rasa kemenangan yang besar, petualangan ini sangat penuh dengan bahaya, untuk mencapai puncak harus melewati Zona Kematian di ketinggian 26.000 kaki, suhu yang semakin turun, angin kencang, dan es ramping menciptakan tantangan yang mematikan.

Bersamaan dengan cuaca ekstrim tersebut yang bisa membunuh dengan cepat dan tekanan atmosfir yang rendah bisa membunuh secara perlahan. Dengan hanya sepertiga pasokan oksigen yang bisa dihirup dibandingkan di permukaan laut, mereka yang tidak punya aklimasi yang tepat cenderung akan kehilangan kesadaran dalam hitungan menit.

Mungkin aspek perjalanan yang paling menggangu dalam perjalanan ini adalah kenyataan sederhana bagi mereka yang jatuh nasibnya akan sama dengan mereka yang jatuh sebelumnya. Meskipun mendaki dengan rombongan dan pemandu, mereka tidak bisa berbuat apa - apa jika ada yang jatuh dan terluka. Terlalu berbahaya bagi orang yang ingin menyelamatkannya sehingga terpaksa harus ditinggalkan.
"Sepatu hijau", Tubuh pendaki Tsewang Paljor sekarang berfungsi sebgai petanda titik arah yang digunkan pendaki untuk mengukur seberapa dekat mereka ke puncak.
Kemungkinan tewas saat bersandar pada bank salju yang telah lama menguap
Banyak yang jatuh dan membeku tepat setelah ia jatu, dalam jangkauan lihat namun tidak mungkin untuk diselamatkan
Bahkan area base camp pun dipenuhi dengan mayat
Lebih dari 150 penjelajah pemberani yang mengalami nasib naas selama perjalanan epik menuju puncak impian penjelajah. Tubuh beku mereka tetap awet terbaring di atas tanah es everest, sebuah monumen peringatan tentang suramnya perjalanan yang telah mereka lewati.

2 komentar: