Senin, 11 September 2017

Segel Aurochs

Utusan dari Gereja Vatican telah sampai di istana menara kembar. Dia adalah Jose Lopez beserta rombongan perjalan yang menakjubkan. Rombongan tersebut di kawal oleh Pasukan Suci. Rakyat Lisbon tidak pernah sekalipun melihat Pasukan Suci secara langsung, mereka hanya tahu keagunganya dari buku dan cerita – cerita di biara setempa. Pasukan tersebut nyatanya sangat gagah dan indah daripada yang pernah mereka bayangkan dengan memakai baju besi dan tombak Seridan terbuat dari besi Maeda yang langka dan ditempa khusus di Vacrinus dengan teknik unik nan rumit. Pasukan inilah yang telah berhasil mempertahankan kota Konstatinopel dari bringasnya bangsa timur selama berabad - abad.
Rakyat terheran dengan apa yang sedang terjadi. Tidak ada pengumuman dari Raja bahwa rombongan suci dari Gereja Vatican akan datang ke negeri mereka. Terlebih dengan adanya Pasukan Suci yang ikut serta mengawal rombongan tersebut, tentu apa yang dibawa oleh rombongan tersebut bukanlah hal yang biasa saja seperti kegiatan tahunan gereja utama dalam menunjukan eksistensi mereka.
Mendengar kabar bahwa rombongan suci Jose Lopez hampir memasuki kota, Raja Forizo yang sebelumnya gelisah mengkhawatirkan nasib dari Jose Lopez sudah tampak tenang dan lega setelah kabar itu sampai kepadanya. Memang kabar bahwa ada rombongan Pasukan Suci yang telah melewati beberapa kota telah terdengar olehnya. Namun karena dia tidak menyebarkan berita bahwa akan ada rombongan dari Gereja Vatican akan ke kerajaannya, banyak orang termasuk dia yang menganggap bahwa itu hanyalah bualan cerita dari pengembara yang mabuk. 
Dia langsung bergegas memerintahkan pasukanya untuk menyambut kehadiran Jose Lopes sesuai rencana. Dia tidak merahasiakan rencana kedatangan utusan dari Gereja Vatican itu kepada jajaran panglima dan orang – orang terpercayanya, karena menganggap mereka sangat loyal dan tidak akan membocorkan kabar tersebut.
 Rombongan Jose Lopes memasuki gerbang kota, sorak sorai dari rakyat yang menyambut dan lonceng Gereja yang dibunyikan menambah keramaian.Nampak Jose Lopes menaiki kuda putih Aragon yang bersih, dia melambaikan tangan kepada rakyat yang menyambut. Semakin jelas wujud Istana Menara Kembar yang terletak di atas tebing Godeon sudut pusat kota Lisbon, benteng alam yang serasa seperti ijin dewa Seleon untuk rakyat vovogis menjadi penguasa barat.
Raja Forizon yang sangat mengharapkan kedatangan Jose Lopes sudah menunggu di Aula Hernsttak. Gerbang istana terbuka suara terompet dan drum penyambutan untuk tamu agung sudah berbunyi, lonceng – lonceng Gereja-pun tak mau kalah sahut menyahut berbunyi merdu. Jose Lopez sudah tiba di istana kembar beserta pasukan suci yang terlihat bercahaya indah karena baju besi yang berlapis emas terkena sinar matahari serasa seperti sinar anak tuhan yang selamat dari amarah raja gothrum  langsung dari surga dan direstui selepton.
 “Raja sudah menunggu kehadiran tuanku dan bersyukur Dewa Selepton telah menjaga engkau Jose Lopes yang suci selamat sampai negeri indah ini” sambut tangan kanan Raja Forizo, Doalo Zambro.
“Terima kasih atas semua keramah tamahan yang telah kalian berikan” senyum Lopez. Mereka langsung berjalan menuju Aula Hersnttak dimana raja yang bahagia telah duduk di singgasananya menanti Jose Lopes.
Prajurit penjaga istana bertekuk lutut menghadap Raja seraya berkata “Rajaku Jose Lopes telah tiba disini” . Raja tersenyum dan dikibaskan tangannya menandakan bahwa laporan prajurit itu diterima.
Tak lama kemudian pintu aula dibuka, Jose Lopes dan Doalo Zambro yang menemani, melangkah menuju Raja sebelum dia dan Doalo melangkahkan kaki nya lebih jauh ke depan. Raja Forizo berdiri dan berbicara yang mehentikan langkah kedua orang tersebut. Tak biasa Raja Forizo berbicara lebih dulu kepada tamu, dia menyambut Jose Lopes dengan lantang dan senyum yang bisa membuat tamu manapun terasa sangat dihormati oleh tuan rumah.
“Jose Lopes utusan suci. Selamat datang! Kehadiranmu seperti matahari pagi setelah lamanya musim dingin yang gelap nan dingin. Engkau membuatku bahagia, aku selalu berdoa kepada tuhan untuk melindungi orang – orang sucinya. Engkau telah disini, Tuhan memberkati”
“Tuhan memberkati” semua orang kompak mengucapnya.
Jose Lopes sangat terharu dengan ucapan raja tersebut, kemudian dia melanjutkan langkahnya sampai sisa lima kaki dari singgasana Raja.
“Terima kasih Raja Forizo yang agung, ucapan engkau sungguh memukau dan kiranya tak pantas di berikan padaku” Lopes membalas sambutan Raja Forizo. Kemudian Lopez merogoh jubahnya dan mengeluarkan surat bersegel lambang binatang. Semua yang ada di aula terkejut dengan apa yang ada ditangan Lopez itu, mata mereka terbelalak ada yang gemetar bahkan Daulo tak bisa berkata apa – apa.
“Ini wahai tuanku, surat dengan Segel Emas Aurochs” Lopez memberikan surat dengan segel yang melegenda tersebut kepada Raja. Segel dengan ukiran wajah Septon Cuvarian dan Septon Hedosomus dengan kepala Banteng Aurochs di tengahnya dan tanduknya yang menaungi kepala dari kedua Septon suci tersebut juga tak lupa nama lengkap dari Septon Tertinggi saat ini Uskup Vanius “Skapona Seneidkohle Severum Seva Dei” adalah lingkaran nama dari segel tersebut.
Raja tersenyum sangat lebar setelah menerima surat tersebut, segeralah dia akan membuka surat tersebut. Saat dia baru saja melepas pita pada surat tersebut, Jose Lopes menyela “Maaf Raja saya tidak diperkenankan untuk melihat isi daripada surat itu, saya hanya diperintahkan untuk mengawalnya dan mengetahui tanggapan dari anda. Saat ini saya dan teman – teman saya sangat lelah, bisakah kami meminta izin istirahat di istana ini?”
Raja menhentikan nafsunya untuk membuka surat yang telah dinanti –natntikannya. Dia berkata dengan senyuman bahagia “Ten tentu Lopez, Daulo siapkan segala kebutuhan yang diperlukan oleh tamu agung kita”.
 “Baik Paduka” jawab danilo.
“Duke Dioto, kabarkan pada semua warga kota untuk tidak panik. Aku tahu kabar apa yang akan berkembang setelah Pasukan Suci datang ke negeri kita ini. Sesungguhnya ini adalah kabar baik untuk negeri kita” ujar Raja Forizo.

Raja meninggalkan aula tanpa membuka surat itu, dia membawanya pergi. Meninggalkan tanda tanya kepada semua yang ada di aula, apakah benar bahwa isi dari surat tersebut sesungguhnya adalah kabar gembira untuk negeri mereka atau malah sebaliknya.

0 Komentar:

Posting Komentar