Senin, 02 Oktober 2017

Dewasa Dalam Kehidupan Berbangsa "Bondan Gunawan"

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo adalah salah satu pahlawan revolusi, ia adalah salah satu tokoh yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan dalam peristiwa kelam G30S PKI. Namun bukan Brigjen Katamso yang akan saya bahas dalam tulisan kali ini, melainkan adik kandungnya yang bernama Bondan Gunawan.


Bondan Gunawan  lahir pada tanggal 24 April 1948 di Yogyakarta. Dia adalah mantan Menteri Sekertaris Negara pada Kabinet Persatuan Nasional yang dibentuk oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bondan pernah ikut dan aktif Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) saat masih SMA, GSNI merupakan sebuah organisasi beraliran nasionalis dan pro Bung Karno mungkin berkat pengaruh dari organisasi ini Bondan menjadi seorang dengan jiwa nasionalis sejati.

Pada saat hari raya idul adha tahun 2000, Bondan membuat langkah yang sangat mengagumkan pada masa itu. Atas perintah Gus Dur, bapak dua anak ini masuk ke markas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan menemui panglima tertingginya yaitu Teungku Abdullah Syafei. Ini merupakan pertama kalinya petinggi resmi pemerintahan menemui langsung tokoh dan pemimpin GAM.

"Saya menganggap mereka sebagai saudara, bukannya musuh" ujar Bondan.

Namun namanya meredup ketika ada kasus bobolnya dana Yayasan Bina Sejahtera (Yanatera) Bulog sebesar Rp. 35 miliar yang melibatkan dirinya. Pada malam tanggal 29 mei 2001, Bondan mengadakan konferensi pers mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Mensesneg dengan alasan agar tidak membebani presiden, tak lama berselang setelah pengunduran diri Bondan pemerintahan Gus Dur dibubarkan oleh MPR.

Pada Desember 2010, nama Bondan kembali menyeruak ke ranah publik. Forum Umat Muslim (FUI) Bogor Raya mendemo mantan Mensesneg ini karena telah merusak segel yang menutup Gereja Yasmin. Dengan jiwa nasionalisnya dan sebagai tokoh lintas agama Bondan merasa tidak seharusnya kebebasan beragama dihalang - halangi. Karena itu, dia merusak segel gereja sehingga jemaat bisa beribadah kembali disana.

Beberapa poin yang bisa diambil dari perjalanan hidup Bonda Gunawan adalah :

1. Dia adalah tokoh lintas rezim dari orde lama, orde baru, dan menjadi orang penting pada masa reformasi. Pasang surut politik tidak merubah haluan pemikirannya sebagai nasionalis sejati "Bhineka Tunggal Ika".
2. Yanatera menarik untuk digali sebagai pembelajaran bisa dibaca di http://piskaarum.blogspot.co.id/2009/11/etika-dalam-akuntansi-sektor-publik.html
3.Hasil wawancara Bondan menanggapi Yanatera https://www.library.ohio.edu/indopubs/2000/06/04/0017.html
4. MPR membubarkan rezim Abdurrahman Wahid yang sebenarnya akan legowo melepaskan jabatan dan memulai era reformasi yang benar - benar diidamkan rakyat indonesia. Ayat ke 2 Dekrit 21 juli 2001 "Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan-badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun."
5. Sikap toleransi beragama dan sadar bahwa indonesia bukan negara milik satu golongan agama yang seperti dicontohkan oleh Bondan Gunawan  dalam kasus penyegelan gereja harus lebih ditekankan.
6. Cita - cita reformasi telah sirna dengan runtuhnya gerbang reformasi dan saat ini adalah warisan orde baru yang memakai topeng reformasi. 







0 Komentar:

Posting Komentar