Rabu, 08 November 2017

Apakah pembasmian tokoh politik di Arab Saudi adalah langkah dari keputusasaan atau penyelamatan?

Keputusasaan ataukah Penyelamatan?


Langkah mengejutkan dilakukan oleh Raja Salman pada akhir pekan kemarin, sesuai dengan mandat dari Donald Trump untuk membersihkan korupsi di media dan institusi politi di Amerika. Raja Salman membasmi penyakit pemerintahan itu, termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal yang merupakan pusat dari korupsi yang berkembang di Saudi.

Salaman dan Trump dikenal memiliki kesamaan yakni sama - sama musuh publik. Ada indikasi bahwa pembasmian tokoh politik itu diakukan Saudi sebagai pembayaran kepada Amerika yang telah mendukung rezim Salman. Melihat ini Rusia melalui Putin mengimbau bahwa agar Saudi tetap memiliki batasan dalam pembasmian itu.

Akankah rezim Salman bisa mempertahankan kerajaannya dengan hanya ada Amerika dibalik punggung mereka? 

Sepertinya Salman tidak sebodoh itu, dia jeli melihat perkembangan situasi regional dan internasional dengan mulai menjalin hubungan dengan Rusia. 7 Oktober 2017, Salman berkunjung ke Rusia dengan rombongan mewah khas padang pasirnya, membeli suatu kota dalam kurun waktu tertentu (sultan mah bebas). Kunjungan tersebut adalah sejarah besar bagi perkembangan tensi regional dan merupakan tamparan bagi Amerika, pasalnya banyak kesepakatan termasuk bidang militer antara Saudi dan Rusia.

Saudi nekat melakukan hal tersebut karena mereka telah kalah dalam pengaruh regional dari Rusia, dimulai dari perang minyak yang ternyata Petrodollar dapat ditandingi oleh rubel dan yuan. Satu hal lagi yang merupakan pukulan telak bagi Saudi adalah upaya memengaruhi tetangga mereka yaitu Suriah digagalkan oleh operasi militer Suriah oleh Rusia. Dengan kenyataan bahwa di Timur Tengah hanya ada satu koalisi terkuat yaitu Israel dan dukungan Amerika, rezim Salman tidak akan selamat dari koalisi axis China, Rusia, dan Iran, ditambah penghianatan Saudi terhadap Suriah jelas memberikan dampak negatif bagi Saudi karena rezim Assad berhasil bertahan.

Petrodollar sekarang mendapat saingan, membuat kondisi keuangan Saudi menurun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, posisi yang tidak menguntukan. Dapat diambil kesimpulan bahwa pembasmian tokoh politik "yang didakwa korupsi" itu merupakan langkah keputus asaan untuk menyelamatkan rezim Salman.

0 Komentar:

Posting Komentar