Minggu, 24 Desember 2017

Menjadi Hero Zaman Now dengan Rajin Berbagi

Kang Ipin bersama keluarga
Dalam kesempatan kali ini, saya akan menceritakan contoh teladan dari seorang tokoh masyarakat yang peduli terhadap keadaan sekitar. Ir Zainal Arifin, MT adalah seorang tokoh akademis dan pengusaha sukses yang humanis tetap peduli terhadap sesama. Mungkin banyak dari kalian tidak mengetahui tokoh masyarakat ini, karena memang bukan publik figur yang sering muncul di media. Tapi akhir - akhir ini namanya melambung, khususnya di Purwakarta, karena Zainal Arifin atau lebih akrab disapa dengan Kang ipin ini maju dalam bursa pilkada Purwakarta tahun 2018 dengan jalur independen atau tanpa dukungan partai.

Tulisan mengenai Kang Ipin ini mungkin akan sedikit sensitif karena saya sadar betul tentang panasnya gejolak politik, mungkin ada yang mengira tulisan ini adalah sebuah pencitraan yang membantu Kang Ipin dalam kampanye politiknya. Tapi tidak begitu niat saya, adalah membagikan pengalaman saya melihat kebaikan dan kepedulian sosial dari Kang Ipin ini secara langsung dengan mata kepala saya sendiri yang mendasari tulisan ini.

Tepatnya, saya pernah nge-kos di rumahnya selama satu bulan yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km 11, dusun Ngilnggan. Pada saat saya survei kamarnya, semua masih kosong. Saya terheran karena waktu itu bukan waktu ajaran baru bagi mahasiswa yang berarti tak mungkin kamar akan ditinggalkan secara serentak. Saya bertanya "kok kosong semua?" lalu anak Kang Ipin menjawab : iya, semua sudah pada lulus, kebetulan yang make cuman keluarga, nah baru kali ini untuk kos umum. Akhirnya saya memilih satu kamar, dan memang tempatnya nyaman.

Pada keesokan harinya, saat saya ingin keluar membeli sarapan. Ada seorang ibu paruh baya menyapa, lalu menawarkan untuk sarapan dengan masakan yang telah dimasaknya. Ternyata ibu tersebut adalah pembantu di rumah Kang Ipin, tentu saya sungkan dan menolak, sampai akhirnya mas Arfan anak sulung dari Kang Ipin keluar dan berkata : sarapan disini aja mas, kalo lapar tinggal makan aja, kalau ingin minum tinggal ambil, yang penting sehabis makan piring dan gelasnya di cuci. Subhanallah.. baru kali ini saya menemukan pemilik kos sebaik ini, selain fasilitas lengkap harga miring, ada juga makanan gratis. Tapi tentu saya tidak makan gratis setiap hari hehe.

Setelah beberapa hari, semakin akrab dengan lingkungan sekitar, ada di suatu pagi saya turun ke dapur untuk ambil minum. Kebetulan ada juga Ibu pembantu, saya sangat minta maaf lupa menanyakan namanya tapi saya sering memanggilnya dengan sebutan Bulek.

Kami berbincang - bincang, sampai akhirnya kepedulian sosial dari Kang Ipin saya ketahui dari Bulek. Bulek bercerita bahwa kamar - kamar yang seperti kos tersebut, dipakai oleh anak - anak dari saudara dan keluarga Kang Ipin, dan ia membiayai semua keperluan kuliah mereka, termasuk anak - anak dari Bulek sendiri. Saya melihat jelas mata Bulek serasa bahagia dan terharu, menahan air mata bahagia ketika dia menceritakan kebaikan Kang Ipin, karenanya keluarga Bulek terutama anak - anaknya bisa terdidik dan meningkatkan ekonmi keluarga.

Tak sebatas itu, Bulek juga bercerita bahwa Kang Ipin membangun Pondok Pesantren di dusun Nglinggan. Saya tidak berkesempatan mengunjungi pondoknya, namun Mas Arfan yakni anak Kang Ipin sendiri menjadi sekertariatnya. Pondok pesantren tersebut gratis, dan telah membantu anak - anak di kawasan tersebut memperoleh pendidikan gratis dan juga beasiswa amal dari Ponpes dari Kang Ipin, kata Bulek.

Memang Kang Ipin jarang pulang ke rumahnya yang di Kaliurang, mungkin karena bisnis dan kesibukan lainnya, selama satu bulan ngekos dia hanya di rumah sekitar 5 hari. Tapi ada sesuatu yang sangat berkesan, seperti dia selalu menawari makan saat waktu makan tiba bahkan cenderung memaksa dan itu telah menghilangkan anggapan saya bahwa semua yang dilakukan oleh Kang Ipin adalah pencitraan namun murni karena dia memang tulus. Tidak hanya itu, saya sering juga nongkrong di kedai nasi kucing depan rumah Kang Ipin, disana saya bisa mendengar bahwa warga menaruh hormat kepada Kang Ipin karena selain baik, dia tidak sombong.

Apakah benar dia tidak sombong?


Kesan untuk saya adalah iya, beliau sosok yang rendah hati, selalu menawarkan kursi meja makan untuk anak kos. Kesan pertama kenalan dengan Kang Ipin juga di meja makan, dia mengajak berkenalan saat saya lewat. Namanya siapa mas? tanya Kang Ipin, saya jawab Alan, keturunan cina ya? tanggap Kang Ipin, Tidak pak... Alan berarti Anak Lanang (anak laki), lalu Kang Ipin tertawa mendengar jawabanku dan kemudian menawar makan berulang kali, karena sungkan saya tolak dengan alibi "sudah makan" sampai akhirnya dia berkata janji lho mas nanti makan aja kalo lapar, Ibuk masak banyak. Saya jawab Iya pak. Melihat hal tersebut, kesan yang saya tangkap adal;ah Kang Ipin tidaklah kikir dan selalu menghargai lawan bicaranya.

Saya kira seperti itulah contoh teladan dari Kang Ipin yang saya ketahui selama satu bulan ngekos di rumahnya. Oh iya, saya baru tahu dia nyalon Pilkada di Purwakarta setelah 13 hari di rumahnya ketika menyadari bahwa kalender Kang Ipin untuk Purwakarta memiliki poto persis dengan wajah Kang Ipin yang saya lihat secara langsung. Untuk mengetahui biografi lengkap dari Kang Ipin bisa dilihat disini, saya hanya menceritakan sesuai dengan pengalaman saya. Setelah saya membaca biografi lengkap, sesuai dengan link diatas, saya tambah kagum dengan beliau.

Lalu apa pelajaran hidup apa yang bisa kita petik dari kehidupan Kang Ipin?


Yang pertama - menurut pengalaman saya, dia adalah sosok yang sanagt peduli tentang kebaikan bagi sesama. Tak terhitung bantuan sosial bagi masyarakat sekitar dan keluarganya, sehingga bisa memperbaiki keadaan ekonomi mereka.

Yang Kedua - dia adalah sosok yang rendah hati dan tidak takabur. Selalu menghargai orang lain, dimana hal itu susah untuk dilakukan di masyarakat milenial saat ini.

Yang ketiga - setelah membaca artikel yang telah saya sisipkan dalam link diatas, subhanallah... ternyata beliau adalah orang yang pantang menyerah dan tidak kikir, pasalnya saya menmukan gudang dirumahnya penuh dengan perabotan, kata Bulek perabotan itu adalah bekas bisnis restoran yang beberapa kali gagal, namun melihat kenyataan dalam kegagalan tersebut,  dia tak pernah lupa untuk berinfaq membantu sesama.

Kang Ipin adalah satu contoh hero zaman now yang patut kita tiru, bukan meniru tentang seberapa kayanya beliau atau banyaknya jumlah sedekah beliau, akan tetapi kerelaan kita agar menyisihkan sebagian harta untuk berbagi terhadap sesama walau dalam keadaan sempit.

Nah untuk menjadi hero zaman now, paling awal yang harus dilakukan adalah yang wajib dahulu, apa itu? Pajak, siapa yang membayar pajak, ia adalah pahlawan pembangunan dalam negeri, tanpa pajak negara ini akan susah bertahan. Kemudian Zakat fitrah dan zakat maal, ketentuan zakat sendiri sudah diatur dalam undang - undang, termasuk besaran zakat fitrah, dan untuk besaran zakat maal bisa dilihat di aplikasi kalkulator dompet dhuafa, dalam membayarkan zakat, kita telah membuang penyakit mental yaitu kikir dan tamak selain itu juga membantu sesama.

Kemudian mulailah ber-infaq, infaq adalah menyisihkan sebagian harta demi kepentingan umat. Guru saya saat SMA, yakni pak Ahsin pernah berkata dalam berinfaq tidak ada minimal uang yang harus dikeluarkan, namun kalo bisa yang banyak nanti kamu juga lupa sendiri berapa jumlah infaq yang sudah diberikan.

Lalu untuk menjadi pahlawan sejati, mulailah bersedekah. Konsepnya sama dengan infaq tidak ada batas minimum untuk disedekahkan, tapi sedekah tidak mengacu kepada materi. Kita dibolehkan bersedekah uang, makanan, pohon, air, pakaian bekas, buku, dan lain - lain yang akan berguna bagi manusia, hewan, dan alam. Saya pernah mendengar ceramah dari Habib Ali Zainal Al Hamid, beliau adalah pendakwah dari negeri jiran Malaysia. Dalam dakwahnya menekankan bahwasanya sedekah itu tak ada batasan, dimulai dari setengah kurma pun bisa bahkan niat dalam hati pun bisa dan Allah akan mencatat semua kebaikan walau itu sebesar debu, dan mencatat setiap keburukan walau sebutir debu. Dengan bersedekah, kita bisa menghilangkan sifat kikir, dan yang terpenting adalah menghilangkan sikap sombong.

Sedekah dengan niat? bisa, tapi ini berlaku bagi orang miskin dan memiliki hati yang kaya, pernah diriwayatkan di zaman bani israil, ada seorang bani israil yang miskin sedang duduk dibawah pohon dan melihat bukit pasir kemudian ia berharap "andai, bukit ini bisa berubah jadi tumpukan gandum akan ku bagikan ke penduduk kampung yang kelaparan itu" lalu Allah SWT mengutus Nabi untuk memberitahukan kepada seorang bani israil tersebut "sedekahmu sudah Allah terima". Begitu dahsyatnya sedekah sampai Allah tak memberi takaran, sungguh rugi apa bila yang mampu atau kaya menjaga hartanya rapat - rapat, sedangkan di masa hisab harta itu akan dibuka dan memberatkan dirinya.

Nah yang terakhir adalah Waqaf, Waqaf sendiri adalah membekukan hak milik hartanya untuk digunakan sebagai kepentingan umum, harta yang di waqafkan bersifat tidak akan habis, seperti tanah, bangunan, dan sebagainya, artinya asal harta waqaf kita masih digunakan pahala kepada donatur atau waqif tidak akan pernah putus.

Dalam beramal tersebut yang terpenting adalah telah menunaikan kewajiban juga membantu sesama dengan iklhas. Dalam beramal alangkah lebih baik apabila tangan kanan memberi, tangan kiri tak tahu, yang artinya kita berlomba untuk kebaikan namun bukan untuk dipamerkan. Apabila anda merasa susah menemukan orang yang patut diberi atau susah menemukan orang - orang yang patut diberi pertolongan ataupun ingin menjangkau agar bantuan  dapat disalurkan secara lebih massif atau luas bisa disalurkan melalui Dompet Dhuafa (klik link untuk masuk ke website resmi Dompet Dhuafa). Sungguh dahsyat manfaat dari beramal atau berbagi, seperti kisah hidup Kang Ipin diatas yang telah membantu kehidupan kelarga besarnya dan juga masyarakat sekitar juga akibat beramal saya melihat sosok Kang Ipin menjadi orang yang rendah hati dan pemurah. Semoga bermanfaat...

Nb. saya tidak pernah mewancarai langsung atau menanyakan informasi khusus seputar Kang Ipin dan atau mencari informasi di internet (adapun informasi biografi lengkap sudah saya tatutkan dalam link), cerita Kang Ipin diatas murni saya mendengar dari Bulek dan warga sekitar tanpa saya mendahulukan bertanya. Subhanallah... orang baik dan tulus akan mendapatkan rahmat di dunia dan di akhirat, amin ya robbal al amin.

0 Komentar:

Posting Komentar