Kamis, 29 Maret 2018

Begini Cara Lebah Agar Kebal Dari Insektisida

Lebah dapat menahan insektisida neonikotinoid berkat sekelompok enzim yang memetabolisme senyawa beracun.
Penelitian baru - baru ini menemukan fakta mengejutkan bahwa lebah madu dan lebah lainnya memiliki cara untuk menolak senyawa beracun dari insektisida yang digunakan secara luas saat ini.

Dalam laporan penelitian yang dikeluarkan para ilmuwan pada 22 maret di Current Biology, mendapati bahwa lebah mempunyai enzim yang bisa memecah neonicotinoid atau sering disebut thiacloprid. Neonicotinoid sendiri diketahui mengganggu kesehatan dari lebah, seperti yang sudah ditemukan pada lebah madu yang mengakibatkan mereka mengalami gangguan untuk bereproduksi. Untung saja lebah - lebah ini mampu meningkatkan ketahanan tubuh mereka sehingga bisa mengatasi bahaya insektisida. Temuan tersebut juga memberi data kepada ilmuwan guna merancang versi neonicotinoid  yang lebih ramah terhadap lebah.

Menurut Chris Bass, ahli entomologi terapan di University of Exeter di Inggris bahwa pekerjaan seperti itu bisa memiliki konsekuensi yang luas. Dia mengatakan "Lebah memiliki peranan penting bagi penyerbukan bunga dan keanekaragaman hayati secara umum".

Neonicotinoid biasanya dilapiskan pada biji seperti jagung, kacang - kacangan, cabai, dan sebagainya. Namun tidak berhenti pada saat pembibitan, penggunaan neonicotinoid juga dilakukan pada saat masa pertumbuhan dengan cara menyemprotkannya untuk melindungi tanaman dari serangan hama terutama dari serangga. Penggunaan bahan ini memang sangat efektif, akan tetapi juga memberi dampak untuk serangga non hama seperti lebah, kupu - kupu, dan serangga penyerbuk lainnya, yang jumlahnya kian menurun dan mengkhawatirkan.

Maj Rundlöf, dari Universitas Lund di Swedia, telah memberikan peringatan tentang bahaya insektisida terhadap serangga penyerbuk. Pada tahun 2015, ia melaporkan bahwa terjadi pengurangan populasi lebah akibat mencari makan pada tanaman yang sudah diberi neonicotinoid. Rundlöf, yang tidak ikut dalam studi baru tersebut mengatakan bahwa studi baru itu penting karena dapat menjelaskan perbedaan antar insektisida. "semua neonicotinoid itu tidaklah sama, jadi agak tidak realistis jika memperlakukan semua pestisida dengan sama".

Bass dan rekan - rekannya, yang termasuk ilmuwan dari Bayer, salah satu produsen utama neonicotinoid, meneliti resistensi terhadap thiacloprid dengan melihat sistem pertahanan lebah. Tim berfokus meneliti enzim yang dikenal sebagai P450 yang dapat memetabolisme bahan beracun, menghancurkannya sebelum mempengaruhi sistem saraf pusat lebah. Para peneliti menggunakan obat - obatan untuk menghambat kinerja dari sistem enzim P450. Hal tersebut berhasil menghambat kelompok enzim yang disebut CYP9Q, terhambatnya CYP9Q mengakibatkan lebah menjadi 170 kali lebih sensitif terhadap thiacloprid sehingga lebah mati. Menemukan cara untuk melindungi enzim tersebut adalah cara terbaik agar tidak menyakiti lebah dan sekaligus menjaga tanaman.


Rundlöf berkata "kita hidup di era penggunaan pestisida adalah wajib, jadi mencari tahu yang paling aman adalah kewajiban juga".



0 Komentar:

Posting Komentar