Govalo tiba di rumahnya, kaget
mendapati bahwa istrinya masih menikmati teh panas. Dia berkata “Dasar keras
kepala, ini sudah larut kasihan anak kita”
“Aku tidak bisa tidur govalo,
panggilan mendadak dari raja yang telah memanggilmu membuatku sangat khawatir”
jawab dona
“Tidak usah khawatirkan aku semuanya
baik-baik saja, perhatikanlah kesehatanmu nanti akan berpengaruh pada bayi yang
kau kandung, itu yang lebih utama” ujar govalo sambil mengelus perut dona yang
sudah buncit.
“Fransis sudah tidur?” lanjut govalo
“Dia sudah tertidur pulas, hoammm aku merasa ngantuk sekarang
aku tunggu di kasur” Dona memberikan secangkir teh panasnya ke Govalo dengan
senyuman menggoda dan pergi ke ruang tidur.
Govalo hanya tersenyum sedikit heran dengan kelakuan istrinya
itu, dalam benak hatinya tak ada yang harus diceritakan tentang apa yang
terjadi di istana khawatir akan menambah beban istrinya. Selepas bayangan
istrinya tidak terlihat segera dia menuju ke perpustakaan kecil di rumahnya di
carinya buku tentang aturan perjanjian suci dengan Vatican. Teh panas didalam
cangkirpun sudah dingin namun tak dijumpai apa yang sedang ia cari. Dalam
hatinya “sial aku ingat pernah membaca bab itu apakah aku bermimpi?” di bolak
balik kertas bahkan buku yang sudah using juga disantapnya.
Merasa frustasi dia berhenti sejenak dan melihat teko teh,
diraihnya teko tersebut ditaruh di gelas. “sial teh ini sudah dingin” dia
meminum sampai 3 tegukan teringat sesuatu. Segera dia beranjak dari kursinya
dan memanggil Perez, pengawal pribadinya untuk menyiapkan kereta kuda.
Dengan cepat Perez menyegerakan perintah majikannya. Tak lama
kemudian kereta kuda telah siap, segera Govalo naik. “kemana tuan?” Tanya Perez.
“Kita akan ke istana”
tegas Govalo
***
Jose Lopez masih belum tahu tentang isi daripada surat yang
telah ia lindungi dengan taruhan nyawanya. Sudah menjadi kebiasaannya sebelum
beranjak ke tempat tidur ia membaca beberapa literatue entah itu al kitab
ataupun sekedar cerita jenaka. Dia tertawa terbahak bahak membaca cerita
jenaka, tidak tahu bahwa raja pada saat yang sama telah membacakan isi dari
surat suci yang telah dilindunginya dihadapan seluruh orang penting di Lisbon.
Lopez memilih cerita jenaka semenjak tugas mengantar surat
bersegel aurochs diembannya sebagai pengantar tidur untuk sedikit menghilangkan
beban yang dipikul. Merasa kantuk menyerang Lopez memilih untuk merebahkan
badannya di tempat tidur, saat ingin memejamkan matanya terlintas ucapan dari
Uskup Leo bahwa dalam awal musim dingin dia diharuskan kembali dengan jawaban
Raja Forizo.
“Tok tok tok” bunyi pintu kamar Lopez dan datang suara “Daulo
disini”. Segera Lopez bangun dari ranjangnya dan membukakan pintu. “inikah
jawaban dari keresahanku tuhan?” batin Lopez.
“Maaf mengganggu anda di larut malam mini tuan Lopez, raja telah
memberikan jawabannya yang akan dberikan besok pagi saat sarapan”
“Tidak apa Daulo aku juga belum tidur, ini sungguh berita baik
kau membuat tidurku nyenyak mala mini dengan kabar baik” jawab Lopez.
Segera Daulo meninggalkan kamar Lopez, dia berencana untuk
mengistirahatkan tubuhnya juga.
Sabtu pagi masih di musim gugur di aula hernstak pemandangan
yang luar daun pohon sad yang masih berembun membawa suasana damai bagi
siapapun yang melihatnya. Semua menikmati hidangan dengan ceria tidak ada lagi
wajah ragu, tegang, maupun bingung diantara bangsawan kerajaan. Lopez dan teman
– temannya pun senang dengan suasana tersebut, dia mengira bahwa surat bersegel
aurochs akan membawa kedamaian bagi portugis dan eropa juga rakyat kristen
terutama.
Tiba saatnya di penjamuan makanan penutup, raja yang
bercengkrama dengan Lopez bercerita tentang pengalaman raja saat di Vatican,
sejenak menghentikan pembicaraan tersebut dan mulai berdiri.
“Pagi indah di kota Lisbon, pagi damai karena ada utusan suci
Vatican ada di kota tercinta ini. Terima kasih karena sudi menginjakan kaki di
negeri terpencil nan jauh ini, hormat kami untuk uskup agung yang telah
langsung memberikan kabar penting kepada kita. Dia bertanya maka kami menjawab,
maka jawaban kami ada di dalam surat ini dan akan kuberikan kepada utusan suci
Jose Lopez!” ujar Raja Forizo
Semua bangsawan yang hadir bersorak dan tertawa senang dengan
pidato raja tersebut. termasuk Horez. Raja kemudian duduk dan
menyerahkan langsung surat jawaban kepada Lopez. Lega dan senang adalah
perasaaan yang dirasa oleh Jose Lopez, dia pun tak mengira bahwa akan
mendapatkan jawaban yang begitu cepat hanya satu malam.
Apapun yang terjadi Lopez tidak peduli karena tugasnya hanya
sebagai kurir. Dalam hari itu juga dia mulai mobilisasi rombongannya untuk
bersiap kembali ke Vatican.
Sore hari Lopez dan Pasukan Suci
telah siap untuk meninggalkan istana kembar, Raja Forizo bersama bangsawan
berkumpul di depan aula hernstakk untuk melepas kepulangan Jose Lopez.
“Terima kasih atas
keramahan yang telah engaku berikan Raja Forizo” ujar Lopez
Dipeluk Jose Lopez
oleh Raja dan berbisik “Hanya Uskup Agung yang boleh membuka dan membaca surat
ini, taka da Raja, Bangsawan ataupun orang penting lainnya yang berhak
membacanya. Jika hal itu terjadi aku pastikan jawaban kami tidak akan lebih
baik dari yang ada didalam surat ini, dan kau harus menanggung akibatnya”
Gemetar Jose Lopez mendengar apa
yang telah diucapkan oleh Raja Forizo.
“Jaga dirimu baik –
baik Lopez, semoga tuhan menyertaimu” ucap raja dengan senyuman yang telah
dianggap Lopez sebagai senyuman palsu.
Namun tak ada pilihan
lain dalam benak Lopez inilah resiko berhubungan dengan orang yang berkuasa. Lopez
dan rombongan bergegas pergi dan seluruh jalan sudah ramai dengan rakyat yang
antusias terutama untuk melihat pasukan suci.
Lonceng gereja
bergemerincing sahut menyahut dengan
indah mengiringi kepregian Jose Lopez dan pasukan Suci. Setelah melewati
gerbang dan suasana menjdai sepi karena tidak ada lagi rakyat yang menyapa.
Lopez teringat bahwa dalam pelepasan kepergiannya tidak nampak Daulo di seblah
raja atau manapun. Dia bertanya kepada teman dan penjaganya, mereka juga tidak
melihat keberadaan Daulo.
***
Suara meriam senapan
menggelegar saat pagi yang damai di telu hoginza, armada besar kesultanan
ottoman menyerang. Pos dan benteng teluk terbakar bahkan ada yang hancur total,
kekelaman akan melanda konstatinopel.
Bersambung...