Mustahil hidup - apabila kita atau makhluk hidup lainnya mengalami jet lag setiap hari. Jet lag (mabuk pasca terbang) adalah suatu masalah kronobiologis, disebabkan karena jam tubuh tidak sinkron dengan zona waktu baru, seperti perjalanan menggunakan pesawat terbang melewati garis bujur. dan bahkan bisa terjadi karena shift kerja yang membuat tubuh kaget.
Gejala yang timbul adalah sakit kepala, diare, pening, dan lain - lain. Jadi, sudah kebayang bukan kalo kita mengalami jet lag setiap hari apa yang akan terjadi? benar, KEMATIAN.
Namun jet lag itu tidak berlaku bagi beberapa Laba - Laba yakni Allocyclosa biffurca, Cyclosa turbinata, dan Gasteracantha cancriformis memiliki siklus ritme sirkadian terpendek dari semua makhluk yang telah ditemukan sejauh ini.
Apa itu jam tubuh (ritme sirkadian)?
Jam tubuh adalah kemampuan tubuh dalam mengendalikan kerja organ - organ yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik, mental, dan perilaku makhluk itu selama 24 jam. Biasanya ritme kinerja tubuh ini dipengaruhi oleh kondisi cahaya lingkungan sekitar. Oleh karena itu karena bumi memiliki waktu selama 24 jam sehari maka otomatis semua makhluk hidup harus menyesuaikan kerja tubuhnya selama 24 jam sampai kematian datang.
Ketiga Laba- laba ini hanya memiliki siklus waktu ritme sirkadian, masing masing adalah 17.4, 18.5, dan 19 jam perhari. Ada sekitar 5 jam tubuh yang hilang agar sinkron dengan kondisi lingkungan per hari.
"itu seperti terbang melewati 5 zona waktu, dan mengalami banyak jet lag setiap hari agar tetap sinkron dengan siklus siang hari" Ujar Darrel Morre, ahli neurobiologi di East Tennessee State University.
Dia menambahkan "siklus sirkadian sebenarnya menjaga tubuh agar tidak kacau, secara teori Laba -laba ini seharusnya tidak pernah ada"
Sejauh penelitian sampai saat ini menunjukan bahwa 3 laba - laba ini tidak mengalami masalah dalam siklus pendek mereka. Malah sebaliknya mereka diuntungkan karena 5 jam tubuh yang hilang terjadi pada saat siang hari dimana banyak predator seperti burung pemakan serangga sedang aktif. Baru laba - laba ini memulai aktivitas setelah jet lag pada sore hari.
Sepanjang hari laba - laba tidak melakukan aktivitas apa - apa, hanya diam menunggu mangsa. Nah pada sekitar jam 12 siang, siklus ritme sirkadian terputus dan tereset untuk memulai aktivitas, tapi mereka teteap diam. "sulit mengatakan bahwa mereka benar - benar istiraha" kata Morre. Peneliti menduga bahwa cahaya membantu laba - laba ini agar tetap sinkron dengan siklus jam tubuh mereka yang pendek.
Akan tetapi bagaimana laba - laba ini bisa bertahan dengan siklus ritme sirkedian yang jauh melenceng dari kata normal itu masih belum diketahui dan terus diteliti. Hikmah dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui bagaimana dan mengapa ritme srikadian yang berbeda dapat sesuai dengan tantangan lingkungan terhadap masing - masing spesies.
Sumber : Sciencenews.org
Gejala yang timbul adalah sakit kepala, diare, pening, dan lain - lain. Jadi, sudah kebayang bukan kalo kita mengalami jet lag setiap hari apa yang akan terjadi? benar, KEMATIAN.
Laba - laba ini mengalami jet lag sekitar 5 jam per hari |
Namun jet lag itu tidak berlaku bagi beberapa Laba - Laba yakni Allocyclosa biffurca, Cyclosa turbinata, dan Gasteracantha cancriformis memiliki siklus ritme sirkadian terpendek dari semua makhluk yang telah ditemukan sejauh ini.
Apa itu jam tubuh (ritme sirkadian)?
Jam tubuh adalah kemampuan tubuh dalam mengendalikan kerja organ - organ yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik, mental, dan perilaku makhluk itu selama 24 jam. Biasanya ritme kinerja tubuh ini dipengaruhi oleh kondisi cahaya lingkungan sekitar. Oleh karena itu karena bumi memiliki waktu selama 24 jam sehari maka otomatis semua makhluk hidup harus menyesuaikan kerja tubuhnya selama 24 jam sampai kematian datang.
Ketiga Laba- laba ini hanya memiliki siklus waktu ritme sirkadian, masing masing adalah 17.4, 18.5, dan 19 jam perhari. Ada sekitar 5 jam tubuh yang hilang agar sinkron dengan kondisi lingkungan per hari.
"itu seperti terbang melewati 5 zona waktu, dan mengalami banyak jet lag setiap hari agar tetap sinkron dengan siklus siang hari" Ujar Darrel Morre, ahli neurobiologi di East Tennessee State University.
Dia menambahkan "siklus sirkadian sebenarnya menjaga tubuh agar tidak kacau, secara teori Laba -laba ini seharusnya tidak pernah ada"
Sejauh penelitian sampai saat ini menunjukan bahwa 3 laba - laba ini tidak mengalami masalah dalam siklus pendek mereka. Malah sebaliknya mereka diuntungkan karena 5 jam tubuh yang hilang terjadi pada saat siang hari dimana banyak predator seperti burung pemakan serangga sedang aktif. Baru laba - laba ini memulai aktivitas setelah jet lag pada sore hari.
Sepanjang hari laba - laba tidak melakukan aktivitas apa - apa, hanya diam menunggu mangsa. Nah pada sekitar jam 12 siang, siklus ritme sirkadian terputus dan tereset untuk memulai aktivitas, tapi mereka teteap diam. "sulit mengatakan bahwa mereka benar - benar istiraha" kata Morre. Peneliti menduga bahwa cahaya membantu laba - laba ini agar tetap sinkron dengan siklus jam tubuh mereka yang pendek.
Akan tetapi bagaimana laba - laba ini bisa bertahan dengan siklus ritme sirkedian yang jauh melenceng dari kata normal itu masih belum diketahui dan terus diteliti. Hikmah dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui bagaimana dan mengapa ritme srikadian yang berbeda dapat sesuai dengan tantangan lingkungan terhadap masing - masing spesies.
Sumber : Sciencenews.org
0 Komentar:
Posting Komentar